JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
JURNAL REFLEKSI DWI
MINGGUAN
MODUL 3.1
Pengambilan
Keputusan Berbasis Nilai Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Awaluddin
Hasibuan
CGP ANGKATAN 9
SMK N 1 BARUMUN
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh..
1. Facts ( Peristiwa )
Sebelum memulai
pembelajaran modul 3.1, kami memulainya dengan pre-test pada tangga1 Februari
2024, Setelah itu, pembelajaran
dilanjutkan dengan alur MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang
Kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar materi,
dan Aksi nyata), seperti yang sudah biasa dilakukan dalam modul-modul
sebelumnya.
Tahap pertama, yaitu "Mulai dari diri", dimulai dengan menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Kami juga melakukan survei dengan sebuah kasus yang dihadirkan, dan kami menganalisisnya secara mandiri seolah menjadi seorang kepala sekolah. Tahap kedua adalah "Eksplorasi Konsep", di mana kami, sebagai peserta, secara mandiri belajar dan mendalami semua materi yang ada dalam modul 3.1 di platform pembelajaran kami (LMS). Di sini, kami mempelajari kasus dilema etika dan bujukan moral. Pada akhir eksplorasi, terdapat forum diskusi di mana kami, para peserta, melakukan analisis terhadap kasus-kasus yang ada di LMS, Tahap ketiga, yaitu "Ruang Kolaborasi",
kami dibagi
menjadi beberapa kelompok. Pembelajaran dilakukan secara online melalui Gmeet
dengan bimbingan fasilitator Ibu Dewi
Kristina Tampubolon, S.P,Gr dan Bapak
Pengajar Praktik Ibarahim Siregar, S.Pd, M.Si, Kami menganalisis sebuah
kasus permasalahan yang diambil dari LMS yaitu ibu Lilin. Kemudian, kami
melakukan presentasi tentang hasil diskusi kami keesokan harinya. Tahap keempat
adalah "Demonstrasi Kontekstual". Kami diberi tugas untuk
mewawancarai 2-3 kepala sekolah mengenai praktik pengambilan keputusan dalam
kasus dilema etika yang terjadi di sekolah mereka. Kami, sebagai peserta,
melakukan wawancara dan merekamnya. Tahap kelima, "Elaborasi
Pemahaman", dimulai dengan pembuatan pertanyaan. Pada tanggal 23
Februari 2024, kami mengikuti Vcon
Elaborasi Pemahaman dengan instruktur untuk lebih memahami pengambilan
keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Tahap keenam
adalah "Koneksi antar materi", di mana kami mengaitkan materi
pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan
materi-materi pada modul-modul sebelumnya. Terakhir, "Aksi nyata" mengharuskan
kami, peserta, untuk mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma,
prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah kami.
2. Filling ( Perasaan )
Perasaan yang
muncul setelah menyelesaikan modul 3.1 adalah perasaan penuh syukur. Saya
merasa sangat beruntung karena modul ini telah membuka cakrawala baru dalam
pemahaman saya tentang pengambilan keputusan. Saya merasa tertantang untuk
benar-benar mengaplikasikan konsep 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
penting dalam pengambilan keputusan, dan 9 langkah yang mendalam dalam
mengambil dan menguji keputusan, terutama ketika saya dihadapkan pada dilema
etika dalam kehidupan sehari-hari. Saya menyadari bahwa kemampuan mengambil
keputusan yang tepat bukan hanya sekadar keterampilan, tetapi juga merupakan
pondasi utama dalam menciptakan lingkungan sekolah yang positif, kondusif,
aman, dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan.
3. Finding ( Pembelajaran )
Dari modul 3.1, saya mendapatkan pemahaman penting tentang bagaimana pengambilan keputusan harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan. Saya belajar bahwa sebagai pemimpin, sangat penting untuk selalu berpihak pada kebaikan murid dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, saya juga memahami bahwa tahap awal dalam menghadapi permasalahan adalah mengidentifikasi apakah ini merupakan dilema etika atau bujukan moral. Dilema etika adalah situasi di mana dua pilihan dapat dianggap benar, sedangkan bujukan moral adalah situasi di mana satu tindakan dianggap benar dan yang lainnya salah.
Pentingnya
memahami perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral sangatlah relevan
dalam pengambilan keputusan. Apabila sebuah kasus dapat dipahami sebagai
pelanggaran hukum, maka langkah-langkah pengambilan keputusan bisa berhenti
karena sudah melalui uji legalitas. Ini adalah pengetahuan berharga yang saya
peroleh dari modul ini, yang akan saya terapkan dalam pengambilan keputusan di
masa depan, terutama ketika berhadapan dengan situasi yang kompleks dan
memerlukan pertimbangan etika yang mendalam.
4. Future ( Penerapan )
Dengan pengetahuan
yang saya peroleh dari modul 3.1 ini tentang pengambilan keputusan berdasarkan
nilai-nilai kebajikan, saya merasa lebih siap untuk menghadapi situasi dilema
etika di masa depan. Saya berniat menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan,
3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan dalam setiap keputusan yang saya ambil. Selain itu, saya juga
berkomitmen untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan ini dengan rekan sejawat
saya, sehingga kami semua dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih
etis yang selaras dengan nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan murid.
Dengan demikian, saya percaya bahwa penerapan prinsip-prinsip dan
langkah-langkah yang saya pelajari dalam modul ini akan memberikan kontribusi
positif pada lingkungan sekolah saya dan akan menciptakan suasana pembelajaran
yang lebih kondusif, aman, dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat dalam
dunia pendidikan. Dengan berfokus pada nilai-nilai kebajikan, kita dapat
memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil akan memprioritaskan
kesejahteraan dan perkembangan murid, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah kita.
Komentar
Posting Komentar