KONEKSI ANTAR MATERI 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
KONEKSI ANTAR MATERI 3.2
PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN
SUMBER DAYA
Awaluddin Hasibuan, S.Kom
CGP
Angkatan 9 Kab. Padang Lawas
Sebelum
Saya Tuliskan Koneksi Antar Materi 3.2 Ini, Saya Ucapkan Terima Kasih Kepada :
1. Ibu Dewi Kristina Tampubolon, S.Pd, Gr.
Selaku Fasilitator CGP Angkatan 9
2. Bapak Ibarahim Siregar, S.Pd., M.Si Selaku
Pengajar Praktik CGP Angkatan 9
Yang Sudah bersusah payah membimbing kami
sampai saat ini.
Selamat
membaca Semoga Bermanfaat.
A.
Sekolah
Sebagai Ekosistem
Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk
hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Jika diibaratkan
sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor
biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini
saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang
selaras dan harmonis.
B.
Satuan
Pendidikan Sebagai Komunitas
Satuan pendidikan sebagai sebuah komunitas, mempunyai hak
mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan pendidikan agar efisiensi dan
efektivitas penyelenggara pendidikan dapat tercapai seperti yang diisyaratkan
dalam standar pengelolaan pendidikan. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan
secara efektif dan efisien, tentu membutuhkan peran seluruh warga sekolah
melalui pendekatan komunitas berbasis aset.
C.
Pendekatan
ABCD (Asset-Based Community Development)
Asset-Based
Community Development (ABCD)
atau Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) adalah suatu pendekatan
menekankan pada nilai, prinsip, cara berpikir mengenai dunia, memberikan nilai
lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang
dimiliki oleh komunitas. Menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat
memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset
tersebut agar menjadi lebih berdaya guna.
·
Buatlah
kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan
Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas,
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Sumber daya sebagai suatu komunitas sekolah adalah suatu
kesatuan yang tidak bisa berdiri sendiri. Dalam pengelolaan sumber daya oleh
Pemimpin Pembelajaran dalam pemanfaatan pada aset-aset sekolah yang dimiliki
dikelola dengan baik oleh seorang pemimpin pembelajaran. Pemanfaatan sumber
daya yang ada di sekolah menjadi modal utama dalam membangun kekuatan atau
potensi dalam ruang lingkup warga sekolah, lingkungan dan masyarakat, yang
bermuara pada kebermanfaatan bagi peserta didik.
Sebagai sebuah ekosistem di sekolah sumber daya yang ada
saling berhubungan/ interaksi atau hubungan timbal balik atau saling
ketergantungan antara komponen dalam ekosistem, yaitu dalam hal ini adalah
komponen biotik yaitu unsur yang hidup dan komponen abiotik, yaitu unsur yang
tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Faktor biotik (unsur yang hidup) dan
abiotik (unsur yang tidak hidup) ini saling berinteraksi satu sama lainnya
sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis.
Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling
memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya, seperti
hubungan antara murid, kepala sekolah, guru, staf/tenaga kependidikan, pengawas
sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah. Sedangkan faktor abiotik
yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di
antaranya adalah: keuangan dan sarana dan prasarana termasuk media pembelajaran
dan teknologi informasi komunikasi.
Kekuatan atau potensi sumber daya yang ada di sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat mengimpelementasikan kekuatan
tersebut melalui konsep 7 modal utama yang terdapat di sekolah, yakni 1) modal
manusia, 2) modal fisik, 3) modal sosial, 4) modal finansial, 5) modal politik,
6) modal lingkungan/alam, 7) modal agama dan budaya.
Pengelolaan 7 modal utama oleh pemimpin pembelajaran
sebagai aset/kekuatan sekolah. Pemimpin pembelajaran juga harus dapat memanfaatkan
pendekatan berfikir dalam pengelolaan asset, diantaranya Pendekatan Berbasis
Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) akan melihat dengan cara
pandang negatif. memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang
kurang, dan apa yang tidak bekerja, dan Pendekatan Berbasis Aset (Asset-Based
Thinking) adalah memusatkan pikiran pada kekuatan positif, pada apa yang
bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang
positif.
·
Jelaskan
dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan
membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas
Pengelolaan sumber daya yang tepat dan dapat mendorong
pada proses pembelajaran di kelas menjadi lebih berkualitas merupakan bagian
dari pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah. Modal manusia sebagai sumber
daya manusia, yaitu guru dan tenaga kependidikan sebagai salah satu modal yang
berkorelasi langsung pada peningkatan pembelajaran yang berkualitas. Sekolah
dapat memotivasi guru untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri melalui
bimtek, diklat, workshop dan kegiatan lain yang mendukung kompetensi diri
kekinian.
Pengelolaan modal lingkungan dipadu dengan modal fisik
akan berkorelasi dengan peningkatan pembelajaran murid. Lingkungan sekolah yang
kondusif dari segi sosial maupun politik akan menciptakan pembelajaran yang
nyaman, menyenangkan dan berpihak pada murid. Sumber daya ini sebagai aset
sekolah dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Modal sosial melalui kerjasama dengan
MGMP sekolah maupun MGMP antar sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru.
Kerjasama dengan Puskesmas untuk meningkatkan mutu kesehatan di sekolah. Modal
fisik adalah bangunan dan sarana prasarana yang dapat dimanfaatkkan sesuai
dengan bentuk dan pemanfaatanya, misalnya gedung utama, sarana prasarana
pendukung di sekolah. Modal lingkungan/alam yang ada disekitar sekolah adalah
sumber daya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, seperti memanfaatkan
lingkungan menjadi area apotik hidup, green house dan tempa sumber belajar
tentang obat dan pemanfaatannya.
Modal finansial dengan membuat rencana kerja anggaran
sekolah (RKAS) sesuai prioritas dan kebutuhan sekolah sehingga mendukung untuk
keberlangsungan proses pembelajaran manjadi lebih berkulitas. Modal politik
berupa kerjasama atau kemitraan dengan instansi/dinas terkait yang di
pemerintah daerah untuk mendukung program-program sekolah. Modal agama dan
budaya untuk membantu pembelajaran menjadi lebih berkualitas yakni melestarikan
budaya kearifan lokal misal belajar tari tradisional dan kegiatan religi berupa
pondok ramadhan, memperingati hari besar nasional keagamaan melibatkan tokoh
agama disekitarnya.
D.
Pemimpin
Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya
Di dalam ekosistem sekolah terdapat interaksi antara faktor
biotik dan abiotik. Faktor biotik terdiri atas murid, kepala sekolah, guru,
tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua murid dan masyarakat sekitar
sekolah. Sedangkan faktor abiotik terdiri atas keuangan serta sarana dan
prasarana. Kedua faktor ini saling berinteraksi satu sama lain, di mana satu
faktor akan mempengaruhi faktor lainnya, faktor-faktor biotik akan saling
membutuhkan satu sama lainnya, sedangkan faktor-faktor abiotik akan berperan
mempengaruhi tingkat keberhasilan proses pembelajaran.
Seorang pemimpin diharapkan membangun ekosistem yang
dapat merangsang kreativitas untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan.
Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang
dalam melihat ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan.
Pemimpin yang memandang semua yang dimiliki adalah suatu kekuatan, tidak akan
berfokus pada kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan aset atau sumber daya
yang dimiliki. Dengan kata lain, pemimpin harus bisa memberdayakan sumber daya
yang ada di sekolahnya untuk mengembangkan dan memajukan sekolah sehingga dapat
mencapai visi dan misi sekolahnya.
·
Berikan
beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan/keterkaitan dengan modul
lainnya/sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Ki Hadjar Dewantara melalui filosiofinya bahwa pendidikan
“ kegiatan menuntun segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak agar mereka
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat.” Pemanfaatan asset kekuatan guru dan murid
sehingga guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat melakukan proses
pembelajaran yang menyenangkan, dan berpihak pada murid, karena murid bukanlah
kertas kosong, namun setiap murid memiliki potensi yang berbeda-beda, dan tugas
kita sebagai guru hanya menuntun dan menebalkan potensi yang sudah mereka
miliki.
F.
Nilai
dan Peran Guru Penggerak
Guru
sebagai pendidik merupakan salah satu dari 7 modal utama, yaitu modal manusia.
Guru sebagai pemimpin pembelajaran nilai dan peran yang sangat penting dalam
pembelajarn di kelas sehingga nilai-nilai mandiri, kolaboratif, reflektif,
inovatif dan berpihak pada murid harus dijadikan landasan dalam terciptanya
pebelajar yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dan guru juga dapat
berperan dalam membangun sinergi di lingkungan sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain,
mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid, dengan
nilai dan peran guru secara aktif, maka akan menciptakan generasi unggu dengan
memanfaatan modal utama untuk menggali potensi murid-muridnya.
G.
Visi
Guru Penggerak
Guru
sebagai pemimpin pembelajaran harus memilki visi guru penggerak yang berbasis
IA (Inkuiri Apresiatif) melalui alur BAGJA. Pada konsep terebut dapat juga
digunakan sebagai pengelolaan sumber daya yang ada disekolah. Inkuiri
Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya
kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia
sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan.
H.
Budaya
Positif
Salah satu aset/kekuatan berupa modal agama dan budaya.
Budaya positif di lingkungan sekolah merupakan budaya yang mendukung segala
bentuk perkembangan murid dengan tujuan memanusikan manusia dengan menerapkan
disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi
kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, sehingga akan menghasilkan produk
murid yang memiliki karakter kuat di masa depan. Misalnya dengan melakukan
langkah-langkah resitusi dalam menyelesaikan masalah pada murid sehingga
menciptakan murid yang memiliki karakter positif di masa depannya.
I.
Pembelajaran
untuk Memenuhi Kebutuhan Murid (Berdiferensiasi)
Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah cara dalam
pembelajaran yang sangat berpihak kepada murid berupa pemetaan murid berupa
kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid yang berbeda sesuai dengan
keunikannya. Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru
harus sudah melaksakanan pemetaan terhadap minat belajar siswa. Dalam proses
pembelajaran berdiferensiasi akan terwujud, jika pemanfaatan sumber daya yang
ada disekolah seperti guru dan murid, seta modal lingkungan, modal fisik dan
yang lainnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
J.
Pembelajaran
Sosial dan Emosional
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan strategi
seorang pemimpin pembelajaran dalam melakukan kolaboratif oleh seluruh komunitas
sekolah, yang menekankan pada keterampilan dan pengelolaan mengenai aspek-aspek
sosial emosional. Teknik kesadaran diri (mindfulness) juga dapat
dijadikan strategi bagaimana cara mengelola sumber daya manusia, yaitu murid
melalui tahapan tersebut maka potensi kecerdasan sosial emosional anak bisa
berkembang secara optimal.
K. Coaching untuk Supervisi Akademik
Coaching merupakan sebuah strategi seorang
pemimpin pembelajaran untuk melakukan pengembangan kekuatan diri pada diri anak
dengan menuntun, mendampingi anak, untuk menggali potensi anak dan
memaksimalkannya. Pada proses Coachee memberikan kesempatan anak-anak
berkembang dan menggali proses berpikir pada diri anak, yang didalamnya
terdapat Caach sebagai pengembangan kekuatan dan potensi pada coachee sebagai
lawan bicara.
L.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin
Sebagai pemimpin pembelajaran dalam prosesnya akan selalu
berhadapan dengan dua situasi yakni, dilema etika dan bujukan moral yang
dituntut pada pengembilan keptusan. Sebagai pemimpin pemimpin pembelajaran
dalam pengambilan keputusan yang baik, diharapkan pada pengambilan keputusan
tersebut dengan mengedepankan keputusan-keputusan yang bermanfaat bagi seluruh
elemen yang terlibat didalamnya,yaitu dengan langkah-langkah pengambilan
keputusan berdasarakn 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Prinsip tersebut sanat penting karena hal ini sangat
terkait dengan pengelolaan sumber daya yang ada disekolah.
·
Ceritakan
pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini,
serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti
proses pembelajaran dalam modul ini
Sebelum mempelajari dan memahami modul 3.2 Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya. Dalam langkah-langkah pengelolaan kelas atau
pengambilan keputusan lebih banyak berpikir pada kekurangan.masalah, hal ini
menyebabkan perasaan yang pesimis, keraguan, negatif sehingga berakhir dengan
kegagalan. Dengan mempelajari modul 3.2 ini, wawasan dan pola pikir mengenai
pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya ini menjadi berubah.
Ternyata seorang pemimpin harusnya selalu mengedepankan pola pikir berbasis
kekuatan/aset yang dimiliki sehingga hal ini membuat kita akan berpikir positif
dan optimis dengan memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya atau aset yang
ada di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Terima
Kasih
Semoga
Bermanfaat.
Salam
Guru Hebat.
Komentar
Posting Komentar