JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
JURNAL
REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.2
PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Awaluddin
Hasibuan, S.Kom
CGP Angkatan 9 Kab. Padang Lawas
Sebelum Saya Tuliskan Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Ini, Saya
Ucapkan Terima Kasih Kepada :
1.
Ibu
Dewi Kristina Tampubolon, S.Pd, Gr.
Selaku Fasilitator CGP Angkatan 9
2.
Bapak
Ibarahim Siregar, S.Pd., M.Si Selaku
Pengajar Praktik CGP Angkatan 9
Yang Sudah bersusah payah membimbing
kami sampai saat ini.
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Salam
dan bahagia untuk kita semua
Tidak
terasa kita sudah sampai dipenghujung modul 3.2 Banyak pelajaran berharga yang
saya petik dari modul 3.2 ini termasuk diantaranya Pemimpin
Dalam Pengelolaan Sumber Daya, Banyak
juga pengalaman berharga yang saya pelajari dari rekan-rekan guru hebat,
Pengajar praktik, fasilitator ataupiun instruktur. Melalui jurnal dwi mingguan
ini saya mencoba menggambarkan pengalaman belajar yang saya alami selama
mempelajari modul 3.2 Pengalaman-pengalaman berhaga saat mempelajari modul
1.2
Saya sajikan dengan model 4F atau 4P.
Selamat membaca Semoga Bermanfaat.
1. Peristiwa (Facts)
Pada tanggal 15 Februari 2024 CGP mempelajari
Mulai dari diri sebagai alur awal MERDEKA dikerjakan melalui moda mandiri
dengan mengingat kembali faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah dan
peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Pada sesi ini saya diwajibkan
untuk memberikan respon terhadap beberapa pertanyaan untuk melihat sejauh mana
pengetahuan saya sebagai peserta program tentang materi kali ini.
Pada tanggal 15 Februari 2024 kegiatan
berikutnya yakni Eksplorasi konsep memberikan kesempatan pada saya dalam
melakukan eksplorasi mandiri dengan menelaah konsep dasar tentang sekolah
sebagai ekosistem, Pedekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset,
Sejarah singkat Pendekatan Asser-Based Comunnity Development, dan aset-aset dalam
sebuah komunitas. Di sesi pembelajaran ini, CGP juga diminta untuk menjawab
beberapa pertanyaan pemantik yang nantinya akan diduskusikan pada forum
diskusi.
Pada tanggal 19 Februari 2024 Ruang
Kolaborasi modul 3.2 di forum diskusi 1 telah dihadiri oleh CGP . Bersama CGP
lain dalam pengelompokkan kelompok serta didampingi Ibu Fasilitator . CGP
diminta untuk dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk
sekolahnya dan strategi pemanfaatannya secara efektif. Pemetaan aset di daerah
oleh untuk sekolah nantinya akan dipersentasikan kepada kelompok lain pada
ruang kolaborasi sesi 2 di modul 3.2.
Pada tanggal 20 Februari 2024 masuk pada
Ruang kolaborasi 2 untuk kegiatan presentasi tiap kelompok. Seperti biasa saya
masuk dalam kelompok 2 bersama dengan rekan-rekan sejawat di CGP Angkatan 9.
Pada presentasi ini kelompok saya mengidentifikasi asset dan pemanfaatan di
wilayah Sekolah dan daerah kab. Padang Lawas.
Pada tanggal 23 Februari 2024 masuk di
Elaborasi Pemahaman bersama instruktur dengan adanya elaborasi pemahaman ini
semakin kuat pemahaman saya tentang pengelolaan sumber daya.
2. Perasaan (Feelings)
Dalam sesi pembelajaran ini, saya merasa
sangat gembira karena saya telah memperoleh pengetahuan baru yang terkait
dengan materi dari modul ini. Pengetahuan ini membuka mata saya terhadap
potensi sumber daya yang ada di sekitar lingkungan sekolah saya, dan saya
merasa termotivasi untuk melakukan pemetaan komprehensif terhadap semua aset
tersebut agar dapat dimanfaatkan secara efektif. Selain itu, saya merasa
tertantang untuk berbagi pengetahuan ini dengan rekan sejawat di sekolah agar
mereka juga dapat mengadopsi pendekatan PKBA (Pengembangan Komunitas Berbasis
Aset) dalam upaya menemukan aspek positif dalam kehidupan sekolah dan mengoptimalkannya.
Dengan demikian, kami bisa menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih
berdaya dan bermanfaat bagi peserta didik.
3. Pembelajaran
(Findings)
Sesi pembelajaran Ruang
Kolaborasi Sesi 1 pada modul ini telah memberikan banyak pelajaran berharga. Saya
belajar untuk fokus pada aspek positif dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan berdasarkan kekuatan, inspirasi, serta potensi yang ada. Modul ini
mendorong perubahan paradigma dari pola pikir yang seringkali bersifat defisit,
di mana kita cenderung melihat permasalahan dan kekurangan terlebih dahulu
(Deficit Based Thinking). Ini adalah langkah yang sangat positif untuk
mengembangkan pendekatan yang lebih proaktif dan membangun pada aset yang ada
di sekitar kita. Saya merasa sangat termotivasi untuk menerapkan
prinsip-prinsip ini dalam praktik pengambilan keputusan dan pengelolaan program
di sekolah.
Dalam modul ini, CGP mendalami
konsep sekolah sebagai ekosistem, di mana terdapat interaksi antara unsur
biotik (unsur yang hidup seperti murid, guru, kepala sekolah, staf/tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, orangtua murid/wali, dan masyarakat sekitar
sekolah) dan unsur abiotik (unsur yang tidak hidup seperti keuangan, sarana,
dan prasarana). Dengan pemahaman ini, CGP menyadari bahwa sekolah bukanlah entitas
yang berdiri sendiri, tetapi terhubung erat dengan lingkungan sekitarnya. Hal
ini membuka peluang untuk memanfaatkan semua sumber daya yang ada dalam dan di
sekitar sekolah secara lebih efektif dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan.
Pembelajaran di modul ini juga
memberi kesempatan untuk dapat membedakan tujuh aset utama yang dimiliki oleh
lingkungan sekolah meliputi modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal
lingkungan/alam, modal finansial, modal politik dan modal agama dan budaya.
Dengan mengetahui aset-aset dalam komunitas, maka kita diharapkan memiliki
strategi dalam pemanfaatannya sehingga pada akhirnya kita memiliki
karakteristik komunitas yang sehat dan resilen.
4.
Penerapan (Future)
Dengan pemahaman yang diperoleh
dari modul ini, harapannya CGP dapat mengadopsi pendekatan Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD) dengan
mengubah pola pikir (mindset) dan sikap positif sebagai langkah awal.
Implementasi modul ini diharapkan mampu membantu sekolah dalam membangun
ekosistem yang merangsang pertumbuhan dan perkembangan murid, sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila. Kita perlu ingat bahwa cara sekolah memandang
ekosistemnya sangat memengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Dengan
demikian, penggunaan ABCD dapat membuka potensi positif di lingkungan sekolah,
menjadikan aset dan sumber daya yang ada sebagai dasar pengembangan pendidikan
yang lebih efektif dan inklusif.
Terima
Kasih.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.
Salam Guru Penggerak
Komentar
Posting Komentar